Banyak orang bisa 'berkata', namun sedikit yang mau
'mendengar'. Padahal jika kita mau kembali ke hokum alam, seharusnya kita
harus lebih banyak mendengar daripada bicara. Bukankah Tuhan member kita dua telinga
dan hanya satu mulut…??
Begitupun jika kita saksikan pada bayi yang baru lahir. Indra pendengaran lebih
dulu berfungsi daripada yang lainnya. Lalu, mengapa mendengar lebih susah
daripada berbicara?
Meski secara kasat mata mendengar adalah hal yang gampang, namun nyatanya banyak
orang yang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan.
Mendengarkan merupakan bagian esensi yang menentukan komunikasi
efektif. Tanpa kemampuan mendengar yang bagus, biasanya akan muncul banyak
masalah. Yang sering terjadi, kita merasa bahwa
kitalah yang paling benar. Kita tidak tertarik untuk mendengarkan opini yang berbeda
dan hanya tergantung pada cara kita. Selalu merasa benar, paling kompeten, dan
tidak pernah melakukan kesalahan. Duh... malaikat kali! Hehehe…
Jika kita selalu merasa bahwa diri kita benar, dan cara kitalah yang paling tepat,
itu berarti kita tidak pernah mendengarkan. Ide dan opini kita sangat sukar
untuk diubah jika fakta tidak mendukung keyakinan kita. Bahkan kalau ada fakta pun
kita mungkin hanya akan sekedar meliriknya saja.
Mungkin saat ini kita nyaman dengan cara kita, tapi untuk jangka waktu yg panjang,
orang-orang akan menolak dan membenci kita. Jika kita mau mulai
mendengarkan orang lain, maka suatu saat kita akan
menyadari kesalahan kita. Jawaban untuk mengatasi sifat ini adalah mengasah skill mendengar
aktif.
Mendengar tidak selalu dengan tutup mulut, tapi juga melibatkan partisipasi aktif
kita. Mendengar yang baik bukan berharap datangnya giliran berbicara. Mendengar
adalah komitmen untuk memahami pembicaraan dan perasaan lawan bicara kita. Ini
juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain bicarakan adalah
bermanfaat untuk kita. Pada saat yang sama kita juga bisa mengambil manfaat
yang maksimal dari pembicaraan tersebut.
Seni mendengar dapat membangun sebuah relationship. Jika kita melakukannya dengan
baik, orang-orang akan tertarik dengan kita dan interaksi kita akan semakin
harmonis.
Berikut teknik mudah yang dapat dipraktekkan dengan sangat wajar untuk menjadi seorang
pendengar yang baik :
- Peliharalah kontak mata dengan baik.
Ini menunjukkan kepada lawan bica tentang keterbukaan dan kesungguhan kita - Condongkan tubuh ke depan.
Ini menunjukkan ketertarikan kita pada topik pembicaraan. Cara ini juga akan mengingatkan kita untuk memiliki sudat pandang yang lain, yaitu tidak hanya fokus pada diri kita. - Buat pertanyaan ketika ada hal yang butuh klarifikasi atau ada informasi baru yang perlu kita selidiki dari lawan bicara kita.
- Buat selingan pembicaraan yang menarik. Hal ini bisa membuat percakapan lebih hidup dan tidakmonoton.
- Cuplik atau ulang beberapa kata yang diucapkan oleh lawan bicara kita. Ini menunjukkan bahwa kita memang mendengarkan dengan baik hingga hapal beberapa cuplikan kata.
- Buatlah komitmen untuk memahami apa yang ia katakan, meskipun kita tidak suka atau marah. Dari sini kita akan mengetahui nilai-nilai yang diterapkan lawan bicara kita, yang mungkin berbeda dengan nilai yang kita terapkan.
Dengan berusaha untuk memahami, bisa jadi kita akan
menemukan sudut pandang, wawasan, persepsi atau kesadaran baru, yang tidak
terpikirkan oleh kita sebelumnya. Seorang pendengar yang baik sebenarnya hampir
sama menariknya dengan pembicara yang baik. Jika kita selalu pada pola yang benar
untuk jangka waktu tertentu, maka suatu saat kita akan merasakan manfaatnya. Prosesnya mungkin akan terasa
lama dan menjemukan, tapi lama-kelamaan akan terasa berharganya upaya yang
telah kita lakukan. Kita akan merasa lebih baik atas diri kita, hubungan kita, teman-teman
kita, saudara – saudara kita, maupun pekerjaan.
Kesimpulan: Jadilah pendengar yang baik, karena
sifat ini bisa menjadi kunci untuk mengembangkan pikiran yang positif,
dan merupakan salah satu tangga untuk mencapai kesuksesan! ^_^
0 komentar:
Post a Comment