Jika Anda masih ragu untuk menapaki jalan profesi ini, sebaiknya cepatlah menepi dan meyakinkan diri, Anda harus mundur.
Daripada Anda mengorbankan nyawa hewan yang sesungguhnya juga punya makna karena keragu-raguan Anda itu.
Jika
Anda masih hanya memikirkan dan membandingkan deretan angka dalam
rupiah yang akan Anda peroleh selama menjalankan tugas mulia ini,
sebaiknya segeralah mencari seseorang untuk berbisnis dengan Anda dan
mengganti gelar medis veteriner yang terketik di depan kartu nama Anda
dengan gelar yang dapat Anda gunakan untuk dapat memperoleh lembaran
kertas merah berharga yang lebih banyak lagi.
Jika masih
malu untuk mengakui diri sebagai tenaga medis bagi para hewan di luar
sana, sebaiknya bergegaslah untuk mencari pekerjaan lain yang menurut
Anda lebih hebat.
Dan jika berpikir menjadi seorang
dokter hewan hanya untuk semata-mata bergaya dengan jas putih dan
stetoskop di leher sehingga Anda bisa mendapatkan decak kagum tetangga
dan orang-orang di sekitar, sebaiknya segeralah tanggalkan dua benda
luhur itu dan simpanlah rapat-rapat di lemari kamar Anda.
Dokter hewan diciptakan bukan untuk itu kawan......
Memilih
menjadi dokter hewan bukan hanya sekedar agar bisa bergaya dengan
rumah mewah dan jas putih kebanggaan di depan semua orang. Bukan cuma
hanya sekedar pelampiasan emosi diri yang tertolak dalam jurusan yang
kita inginkan.
Menjadi seorang dokter hewan, berarti
jalan perjuangan. Tak lelah memerjuangkan hak hidup hewan-hewan di
dunia. Yang selama ini tak pernah dihiraukan nyawanya oleh manusia
egois yang seolah-olah menguasai bumi dengan keangkuhannya.
Menjadi
dokter hewan, berarti memilih jalan kasih sayang antar makhluk Allah di
dunia. Ketika melihat seekor anak kucing kotor yang terlungkup lemas
sendirian, dengan ikhlasnya kita mengelus dan memberinya secercah
harapan tuk hidup dan tumbuh hingga ia dewasa.
Memilih menjadi dokter hewan, berarti memilih jalan pengabdian untuk sesama.
Mengabdi bagi masyarakat yang masih asing dengan daging dan susu setiap harinya.
Mengabdi
untuk para pemilik ternak dan hewan yang masih enggan untuk membawa
hewannya kepada seorang dokter hewan dengan berbagai alasan.
Menjadi dokter hewan, berarti memilih jalan empati.
Menjadi
tim medis pemeriksa hewan di sekitar lokasi terjadinya bencana alam
dengan tidak dibayar sepeser pun adalah hal yang lumrah.
Menjadi dokter hewan adalah memilih jalan kepedulian.
Dengan
ikhlasnya memberikan tindakan medis di malam hari yang hujan kepada
seekor anak kucing dekil yang dibawa oleh seorang nenek tua renta yang
menangis-nangis meminta kucingnya itu agar disembuhkan.
Menjadi
seorang dokter hewan berarti memilih jalan ketegasan. Ketika mendapati
hewan yang tersakiti, maka kita seharusnya bisa dengan tegas
berkata,"hewan juga merasakan sakit dan perbuatan itu harus dihentikan" .
Dokter hewan adalah sebuah frasa yang tak ringan maknanya.
Menjadi dokter hewan, berarti telah berkomitmen untuk memfokuskan pikiran kepada seluruh usaha penyembuhan pasien.
Dengan
menjadi seorang dokter hewan, kita tidak hanya sekedar dituntut untuk
dapat menyembuhkan pasien, namun kita juga dituntut untuk dapat
menolong hati pemiliknya.
Dokter hewan adalah sepenggal
harap bagi hewan di muka Bumi untuk dapat membantu mereka agar terus
merasakan sejuknya udara di malam hari dan hangatnya sinar mentari di
siang hari.
Dokter hewan adalah sebuah tanggung jawab besar, di mana setiap nyawa dan hembusan napas adalah makna bagi dirinya.
*NB:
Bukan
maksud untuk menggurui, namun hanya ingin sekedar mengingatkan rekan
sejawat kembali tentang tugas mulia kita yang seharusnya kita
prioritaskan dalam mengamalkan secuil ilmu Allah yang kita peroleh.
Memang
terbaca agak idealis, namun inilah kenyataan sebenarnya yang harus
kita perjuangkan. Agar idealisme yang selama ini menjadi bahan olokan
dan cemooh orang-orang diluar sana dapat terwujud menjadi sebuah
realita yang dapat mengantarkan kebahagiaan bagi semua makhluk.
Menjadi kaya raya silahkan,
Menjadi terhormat pun silahkan,
Namun janganlah menjadikan itu sebagai tujuan utama hidup kita.
Profesi penyembuh adalah pekerjaan yang lebih mementingkan panggilan kemanusiaan daripada keuntungan semata.
Karena bayaran yang sesungguhnya hanya dapat kita rasakan ketika kita telah benar-benar ada di kehidupan surga nantinya.
Dimana profesi apapun sudah tidak lagi dianggap hebat oleh siapapun.
Viva Veteriner
Sangat menginspirasi. Mohon doa, semoga kamipun selalu ikhlas dan kuat dalam mengikat semangat :)
ReplyDeleteMohon maaf sebelumnya. Tapi kayaknya saya kenal dengan tulisan ini. Ini saya tulis di catatan akun facebook saya tanggal 11 Desember 2011 lalu. Tapi sayangnya tidak mencantumkan link atau penulisnya :(
ReplyDelete