Jul 27, 2012

DALAM TUBUH SAAT BERPUASA





FOR







Tanpa terasa kita telah berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan. Ramadhan merupakan bulan dimana setiap muslim belajar untuk mengendalikan diri, makna yang lebih luas dari sekedar menahan lapar dan haus. Bulan Ramadhan yang penuh berkah menyimpan banyak manfaat bagi kaum muslimin yang menjalankan puasa Ramadhan. Salah satu manfaat yang dapat diraih ialah sehatnya badan dengan berpuasa. Banyak orang telah merasakan badan mereka terasa lebih sehat dan bugar, bahkan bagi mereka yang sedang mengalami masalah kesehatan merasakan kesehatan mereka membaik dan dapat terkontrol.

Benarkah puasa dapat menyebuhkan penyakit maag atau gastritis? Bukankah orang berpenyakit maag justru enggan berpuasa karena takut sakit maagnya kambuh kembali? Mungkin sederet pertanyaan demikian yang sering muncul dibenak apabila dikaitkan puasa dengan penyakit maag. Namun pada beberapa kasus, penderita sakit maag justru tidak membutuhkan obat-obatan untuk mengatasi sakit maag ketika melaksanakan puasa Ramadhan karena dengan berpuasa membuat pencernaan lebih sehat.


Fakta bahwa puasa menyembuhkan penyakit maag sebagaimana dilansir sebuah penelitian yang dilakukan seorang pakar kesehatan. Hasil penelitian Jamie Koufman, MD, dan Jordan Stern, MD, penulis buku In Dropping Acid: The Reflux Diet Cookbook & Cure menyebutkan bahwa pada minggu pertama puasa orang normal akan mengalami peningkatan asam lambung setelah siang hari dan kadang-kadang keadaan ini menimbulkan rasa perih. Kondisi tersebut berangsur stabil setelah minggu kedua dan naik turun asam lambung akan kembali normal 1 minggu paska puasa Ramadhan. Adanya peningkatan asam lambung ini tidak akan merusak dinding lambung bagi orang yang berpuasa. Bagi penderita sakit maag, dianjurkan untuk berpuasa karena puasa akan menyembuhkan sakit maagnya.

Hal itu terjadi karena saat berpuasa keadaan saluran pencernaan mengalami kondisi istirahat penuh selama kurang lebih 14 jam, otomatis mengurangi oksidasi didalam tubuh, sehingga mengurangi jumlah radikal bebas. Namun saat tubuh tertidur pun radikal bebas dihasilkan dari metabolisme normal yang mana radikal bebas meracuni enam puluh triliyun sel tubuh, maka konsumsi Vitamin-C (antioksidan non enzimatik) harus plus antioksidan enzimatik supaya menetralisir radikal bebas sampai tuntas. Dampak positif yang dihasilkan bagi organ-organ tubuh diantaranya yaitu berupa pengurangan beban kerja bagi organ jantung, hati, ginjal, serta organ vital lainnya.

Masih dalam konteks kesehatan jasmaniah, patut pula direnungkan sekiranya tidak berpuasa satu bulan dalam setahun, dengan kondisi tubuh yang sehat tentu saja kegiatan makan dan minum tidak akan pernah terkendalikan, sehingga jumlah makanan yang dimakan cenderung berlebihan. Keadaan seperti ini akan menimbulkan ekses berupa penumpukan zat-zat makanan tertentu dalam tubuh, seperti meningkatnya kadar gula (penyakit diabetes), meningkatnya kadar lemak dalam darah (cholesterol) hingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada jantung, susunan syaraf pusat serta ginjal yang bisa berakibat fatal. Beruntunglah seorang muslim dengan datangnya bulan Ramadhan dengan ibadah puasanya berarti pula menghilangkan akibat ekses makanan yang berlebihan selama sebelas bulan yang lalu, yang hasilnya dapat mencegah kemungkinan penyakit yang fatal.

Penemuan terbaru Profesor Valter Longo dari University of Southern California yang dipublikasikan di jurnal Science Translational Medicine mengungkapkan bahwa sel-sel tumor merespons puasa berbeda dibandingkan sel normal. Bukannya memasuki keadaan tidak aktif seperti hibernasi, sel-sel tersebut terus tumbuh dan berkembang untuk kemudian menghancurkan dirinya sendiri.

Berpuasa TANPA kemoterapi menunjukkan adanya perkembangan yang lambat dari kanker payudara, kanker kulit melanoma, kanker otak glioma, dan neuroblastoma–sebuah kanker yang terbentuk dalam jaringan syaraf.

sumber: http://penyakitdiabetes.com/putase.htm, kompas, tempo.

0 komentar:

Post a Comment